Editor's Vids

Potret 10 Tempat Wisata Terindah di Bangkalan

Kabupaten Bangkalan meruapakan salah satu dari empat Kabupaten yang berada di Pulau Madura yang berada diujung barat pulay garam. Dimana Bangkalan sangat dekat dengan Provinsi Jawa Timur. 
Bahkan dengan jarak tempuh tidak sampai setengah jam, dari bangkalan sudah bisa mencapai kota Surabaya.

Bangkalan juga seperti Kabupaten yang lain, juga mempunyai tempat wisata yang mempunyai keindahan tersendiri. Berikut 10 wisata yang betada di Kabupaten yang mempunyai jujukan Kota Salak.
1. Tempat Wisata Pantai Rongkang Bangkalan Madura
Tempat-Wisata-Pantai-Rongkang-BangkalanTempat Wisata Pantai Rongkang Bangkalan Madura terletak di Desa Kwanyar Barat Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan, kira-kira 35 km di selatan kota Bangkalan. Kabupaten Bangkalan merupakan sebuah kabupaten di Pulau Madura, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Bangkalan. Kabupaten ini terletak di ujung paling barat Pulau Madura; berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Sampang di timur serta Selat Madura di selatan dan barat.
2. Tempat Wisata Pantai Sambilangan Madura
Tempat Wisata Pantai Sambilangan Madura
Tempat Wisata Pantai Sambilangan Madura
Tempat Wisata Pantai Sambilangan Madura. Para Penelusur tau ga dimana Pantai Sambilangan?, kami disini mau berbagi beberapa keindahan dari Pantai Sambilangan. Karena Pantai Sambilangan merupakan pantai yang sangat eksotis yang terletak sekitar 7 km di sebelah selatan dari kota Bangkalan, di desa Sambilangan , kecamatan Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Pantai Sambilangan terbilang merupakan pantai yang masih terpencil dan sangat alami. Walaupun begitu saat anda tiba di pantai ini anda tetap akan dikenakan tiket masuk kendaraan. Untuk kendaraan mobil akan dikenakan tarif sebesar Rp 3.000*) sedangkan motor sebesar Rp 2.000*).

3. Tempat Wisata Pantai Siring Kemuning di Bangkalan
siring-kemuning-ePara Penelusur, Di Pulau Madura, ada dua jalur jalan raya dapat dilalui dari ujung barat sampai ujung timur Pulau Madura, yaitu jalur tengah dan jalur utara. Bila anda melewati jalur tengah akan melintas kota-kota Bangkalan, Sampang, Pamekasan lalu sampai ke Sumenep. Namun bila anda melalui jalur utara, akan disuguhi sejumlah pemandangan yang banrangkali tak ingin mata berkedip, karena sepanjang jalur itu membentang pantai-pantai indah.
4. Tempat Wisata Makam Aer Mata Arosbaya di Bangkalan
Tempat Wisata Makam Aer Mata Arosbaya di Bangkalan
Tempat Wisata Makam Aer Mata Arosbaya di Bangkalan
Makam Aer Mata merupakan komplek makam raja yang berada di utara kabupaten Bangkalan yang merupakan makam raja-raja yang memerintah jauh sebelum Indonesia membentuk negara kesatuan. Komplek situs sejarah yang terletak sekitar 30 Km dari arah kota, atau kurang lebih 30 menit perjalanan darat tersebut menyimpan banyak fakta dan cerita sejarah, termasuk peninggalan berupa makam Islam kuno, yang disertai dengan arsitektur budaya Hindu-Budha yang telah ada dan berkembang sebelumnya.

5. Tempat Wisata Museum Cakraningrat Bangkalan
Tempat Wisata Museum Cakraningrat Bangkalan
Tempat Wisata Museum Cakraningrat Bangkalan
Museum Cakraningrat yang terletak di Jalan Soekarno Hatta no.40, Kabupaten Bangkalan, Madura. Persisnya berada di Kraton yang terletak berderet dengan kantor Pemerintahan Kabupaten Bangkalan.

6. Tempat Wisata Batik Tanjung Bumi Bangkalan
Tempat Wisata Batik Tanjung Bumi Bangkalan
Tempat Wisata Batik Tanjung Bumi Bangkalan
Pusat kerajinan batik di Bangkalan Madura terletak di Tanjung Bumi. Tanjung Bumi berjarak 40 km dari kota Bangkalan atau ditempuh sekitar satu jam menggunakan kendaraan pribadi. Aksesnya cukup bagus dengan jalan beraspal walaupun tidak terlalu lebar. Pemandangan di kanan kiri jalannya dihiasi oleh rumah rumah mentereng yang dimiliki oleh para TKI kita dan ada beberapa hamparan sawah.

7. Tempat Wisata Makam Sultan R. Abdul Kadirun di Bangkalan
Tempat Wisata Makam Sultan R. Abdul Kadirun di Bangkalan
Tempat Wisata Makam Sultan R. Abdul Kadirun di Bangkalan
Makam Sultan Abdul Kadirun ini letaknya berada di Jl. Sultan Abdul Kadirun, di belakang Masjid Agung Kota Bangkalan. Makam ini selalu dipenuhi oleh para peziarah terutama dibulan Ramadhan, bahkan dari siang ampe malam alunan ayat-ayat Al-Qur’an selalu berkumandang ditempat ini.

8. Tempat Wisata Makam Muhammad Syaikhona Kholil di Bangkalan
syech-kholill-editedPara Penelusur pernah belum kalo berwisata sambil mendapatkan pengetahuan sejarah, religi, dan sambil refresing jua. Cobalah untuk datang Tempat Wisata Makam Muhammad Syaikhona Kholil di Bangkalan karena selain wisata religi,Para Penelusur bisa mendapatkan pengetahuan sejarah juga..
9. Tempat Wisata Mercusuar di Sembilangan
Tempat Wisata Mercusuar di Sembilangan
Tempat Wisata Mercusuar di Sembilangan
Mercusuar Sembilangan ini berdiri th 1879, terletak di Desa Tanjung Piring Bangkalan Madura Indonesia. Dibangun pada pemerintahan Belanda Z.M William III. Mercusuar ini terletak tidak jauh dari pusat Kota Bangkalan. Mercusuar ini berdiri di sebuah desa bernama Sembilangan di Kecamatan Socah, hanya sekitar 6 KM dari ibu kota kabupaten.

10. Tempat Wisata Bukit Geger di Bangkalan
Tempat Wisata Bukit Geger di Bangkalan
Tempat Wisata Bukit Geger di Bangkalan
Bukit Geger terletak kurang lebih 30 km arah tenggara kota Bangkalan, tepatnya berada di desa Geger, kecamatan Geger. Dari Kota Bangkalan lurus terus ke arah utara yaitu ke arah kecamatan Arosbaya, lalu ke timur kearah kecamatan geger. Disitulah bukit itu berada. Bukit tersebut mudah dijangkau karena letaknya tepat dipinggir jalan raya. Di Bukit Geger, Para Penelusur ga cuma wisata alam, tetapi juga berwisata purbakala.

Sumber : http://www.telusurindonesia.com/inilah-10-tempat-wisata-terbaik-di-bangkalan-madura.html

Sejuta Wisata Hits di Sampang, Indahnya Bukan Kepalang

Pulau Madura menjadi bagian dari Provinsi Jawa Timur yang terpisah dari daratan utama. Pulau ini masih terbagi lagi menjadi empat kabupaten yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Pada kesempatan ini Travelingyuk akan mengajak traveler semua untuk menjelajahi tempat-tempat menarik di Sampang, sebuah kabupaten yang berada di tengah-tengah pulau Madura dan terkenal dengan tambak garamnya.

Kabupaten Sampang diapit oleh dua kabupaten dan dua laut. Di sisi barat daerah ini bertetanggaan dengan kabupaten Bangkalan sedang di timur berbatasan dengan kabupaten Pamekasan. Kota yang dikenal dengan ikon pariwisatanya berupa air terjun Toroan yang langsung jatuh ke laut ini memang memiliki punya banyak pantai, mengingat lokasinya yang berada di antara Laut Jawa di utara dan Selat Madura di selatan. Yuk kita mulai saja menyambangi satu per satu tempat keren yang tersebar di seluruh daratan Sampang.

1. Singgah ke Desa Ketapang, Disana Ada Air Terjun Toroan, Ikon Baru Wisata Sampang
Air terjun Toroan merupakan sebuah keajaiban alam yang bisa ditemukan di Desa Ketapang Daya, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang. Keajaiban alam itu berupa sebuah pantai yang memiliki air terjun langsung jatuh ke laut. Air terjun yang berada di tebing sisi pantai dikelilingi oleh pepohonan hijau yang menyegarkan. Traveler dapat bermain-main di bawahnya tanpa takut terseret ombak sebab ada batu-batu besar yang berjajar sebagai penahan ombak alami sebelum sampai ke terjunan air. Dari pantai ini traveler juga dapat menikmati sensasi sunset yang menawan.
Air Terjun Toroan, via Instagram
Air Terjun Toroan, via Instagram

Air terjun Toroan menjadi ikon pariwisata bukan hanya bagi Kabupaten Sampang namun juga Madura secara umum. Sebab ini adalah satu-satunya air terjun yang berada di pulau ini. Pemerintah setempat telah memberikan perhatian serius tentang potensi pantai ini, sehingga dibangunlah berbagai fasilitas penunjang seperti toilet, tempat parkir, dan warung makan.
2. Pantai Camplong, Aksesnya Mudah Pas Untuk Rekreasi Keluarga
Kalu kamu mencari tempat mainstream dengan akses jalan yang mudah, pantai Camplong menjadi jawabannya. Mudah sekali menemukan dan menjangkau pantai ini sebab lokasinya berada di jalur lintas kota yang menghubungkan Bangkalan-Sampang dan Pamekasan. Akses jalan yang mudah turut berpengaruh terhadap kunjungan wisata yang juga membludak di hari libur. Untuk itu pemerintah juga telah membangun fasilitas yang lengkap guna mengakomodir kebutuhan wisatawan.
Pantai Camplong, via Instagram
Pantai Camplong, via Instagram

Pasir putih menjadi suguhan utama bagi traveler yang berkunjung ke Pantai Camplong. Pantai yang menjadi andalah utama kabupaten Sampang ini memang asyik untuk rekreasi keluarga, bermain air hingga berenang ke lautan. Kalau belum puas, ada perahu nelayan yang selalu standby untuk disewa dan mengantar berkeliling di tengah laut. Tak ketinggalan, sunset di pantai Camplong juga sayang untuk kelian lewatkan.
3. Gua Lebar, Lokasinya di Atas Bukit Memungkinkan Traveler Melihat Pemandangan Apik Selat Madura
Kawasan Madura memang dipenuhi oleh bukit kapur dan tidak sedikit yang dijadikan bahan tambang. Kita telah mengenal Bukit Jaddih dan Arosbaya di Bangkalan yang juga merupakan area tambang batu kapur. Di Sampang ada yang namanya Gua Lebar yang berada di kelurahan Dalpenang, kecamatan Sampang. Berdasarkan informasi dari laman resmi pemkab Sampang, gua ini terbentuk dari bekas penambangan bahan galian C berupa kapur putih yang kemudian menyisakan terowongan yang menjorok ke dalam tanah sedalam 100 meter yang disebut dengan Gua Lebar.
Gua Lebar, via Instagram
Gua Lebar, via Instagram

Selain melihat ruangan di dalam gua, traveler yang datang ke Gua Lebar ini juga disuguhi oleh pemandangan kota Sampang. Hal ini disebabkan karena posisi gua yang berada di atas bukit setinggi 500 meter di atas permukaan laut. Dari puncak bukit ini pula terlihat keindahan selat Madura. Lokasi Gua Lebar cukup dekat dengan pusat kota, hanya berjarak kurang dari satu kilometer.
4. Melipir ke Desa Bira Temor Ada Gua Berbentuk Mulut Harimau Namanya Gua Macan
Gua Macan mungkin belum begitu dikenal baik bagi traveler maupun warga Madura sendiri. Pasalnya ini merupakan gua yang belum lama ditemukan oleh warga desa sekitar. Lokasinya berada di Desa Bira Temor, Kecamatan Sokobanah. Dari kantor kecamatan setempat, gua ini berjarak sekitar 5 km.
Gua Macan [image source]
Gua Macan [image source]

Meski tergolong masih baru namun mengunjunginya adalah hal yang seru. Karena itulah daya tarik dari gua yang punya stalaktit dan stalakmit di pintu masuk yang menyerupai mulut harimau ini. Sebab itu pula mengapa kemudian warga setempat menamainya dengan Gua Macan, dalam bahasa Jawa macan berarti harimau. Di dalam ruangan gua traveler akan dihibur dengan alunan musik yang tercipta dari tetesan air dari dinding gua.
5. Wisata Hutan Kera Nepa, Di Sini Traveler Bisa Bertemu Kawanan Kera

Ada sebuah tempat yang bisa dikunjungi jika kepingin bertemu dengan “kembaran” mu yaitu di Wisata Hutan Kera Nepa. Ini merupakan kawasan hutan bakau yang dihuni oleh sekumpulan kera. Menariknya lagi kera-kera ini seakan sudah jinak dan tidak takut dengan kedatangan para wisatawan. Letak tempat wisata ini berada sekitar 50 km dari pusat kota. Jadi traveler harus berkendara melewati rute Ketapang dan Banyuates. Secara administratif kawasan wisata ini terletak di desa Nepa, kecamatan Banyuates.
Hutan Kera Nepa, via Instagram
Hutan Kera Nepa, via Instagram

Banyak aktivitas yang bisa dilakukan di tempat ini, pemandangan alam berupa hutan mangrove dan pantai adalah suguhan utama dari berwisata ke Hutan Kera Nepa. Tentu aktivitas ini dilakukan dengan cara naik perahu dari sungai yang akan memberikan sensasi menyenangkan. Konon tempat ini dipercaya warga sekitar sebagai tempat berpijaknya manusia pertama yang datang ke Pulau Madura sekitar abad ke-12.Waktu terbaik datang ke sana adalah pagi hari sambil menikmati matahari terbit yang menawan.
6. Gunung Maddah, Area Tambang Pasir Batu Yang Tengah Ngehits
Desa Gunung Maddah di kecamatan Kota Sampang tengah hits dengan lokasi tambang sirtu atau pasir batu di wilayahnya. Area tambang ini kemudian dijadikan objek foto-foto oleh sekelompok anak muda yang hobi traveling. Hasilnya cukup bagus dan banyak menghiasi dinding media sosial.
Gunung Maddah, via Instagram
Gunung Maddah, via Instagram

Perbukitan di desa Gunung Maddah memang digunakan sebagai area tambang oleh warga setempat. Puluhan truk setiap hari keluar masuk untuk mengangkut pasir batu yang diperoleh dari pengerukan bukit di sana. Bagi traveler urusan legal atau tidaknya kegiatan tambang yang dilakukan adalah urusan warga, mereka datang untuk rekreasi sekaligus mengambil gambar keren dari bukit-bukit yang telah di tambang.
7. Belum Ke Madura Jika Tidak Singgah di Tambak Garam
Pulau Madura dikenal sebagai kota Garam karena hampir di setiap wilayahnya punya tambak garam termasuk di Sampang. Khusus di kecamatan ini, tambak garam berpusat di Kecamatan Pengarengan, kamu bisa berkunjung ke sana untuk melihat para petani garam dalam memproduksi bumbu dapur ini.
Tambak Garam, via Instagram
Tambak Garam, via Instagram

Petani garam di Sampang ini punya julukan sendiri yaitu disebut Manthong. Pada musim kemarau, hampir di seluruh wilayah tersebut dipenuhi dengan ladang garam. Kalau traveler datang pada saat panen akan terlihat puluhan hingga ratusan gunungan garam di tambak-tambak warga. Tumpukan kristal putih ini ternyata bisa menjadi objek fotografi yang kece lho.
8. Di Sampang Pelabuhan Pun Bisa Jadi Tempat Rekreasi
Berada di Desa Taddan, Kecamatan Camplong terdapat sebuah pelabuhan yang masih dalam proses pengerjaan namanya adalah pelabuhan Taddan. Meski belum sepenuhnya jadi, namun pelabuhan ini punya daya tarik sendiri terbukti pada libur akhir pekan maupun nasional banyak warga yang berkunjung ke sana. Hal ini tidak lepas dari view dermaga yang memang indah.
Pelabuhan Taddan, via Instagram
Pelabuhan Taddan, via Instagram

Tiang-tiang penyangga yang sedianya akan digunakan sebagai pondasi dermaga tertancap rapi di tengah laut menjadi objek fotografi yang kece. Kalau kamu berada di Sampang, tidak ada salahnya mampir ke pelabuhan yang rencananya akan difungsikan sebagai pelabuhan penyeberangan antar pulau ini.
Pulau garam ini ternyata punya banyak potensi alam yang mengagumkan bukan? Buruan kunjungi pulau Madura dan jelajahi setiap jengkal wilayah kabupaten Sampang ini.

Sumber : http://travelingyuk.com/wisata-sampang/

Potret pesona alam Api Tak Kunjung Padam

Tuhan selalu memiliki kuasa dalam mengatur ciptaannya seindah mungkin. Dan kepulauan yang memiliki keunikan alam yang indah juga tak lepas dari kuasa-Nya.Tugu Arel Lancor Pamekasan Salah satunya adalah kepulauan Madura. Pulau ini tidak hanya memiliki kekayaan akan budaya dan kesenian madura, namun juga kaya akan wisata alamnya yang indah dan unik yang tentu saja sangat menarik. Di Pulau Madura, tepatnya di desa Larang, Pamekasan Madura – Jawa Timur terdapat wahana pariwisata yang dikenal dengan nama “Api Tak Kunjung Padam”, yang sebagian orang menyebutnya sebagai Api Abadi. Bagi masyarakat madura, salah satu objek wisata pulau madura ini sudah tidak asing lagi bahkan bagi masyarakat yang berada diluar pulau madura. Api tak kunjung padam, atau yang dikenal juga dengan sebutan api abadi ini adalah salah satu obyek wisata alam yang sangat terkenal di madura, bahkan sampai mejadi ikon tersendiri bagi kota pamekasan.
Api tak kunjung padam merupakan objek wisata tertua di pamekasan,Api Tak Kunjung Padam di pamekasan Madura akan tetapi terdapat kondisi infrastruktur menuju objek wisata tersebut cukup memprihatinkan dan masih belum mendapat perhatian khusus dari pemerintah setempat. Padahal para pengujung semakin ramai tentu saja mereka merasa risih dengan kondisi sekitar yang masih tidak enak dipandang mata, bahkan menyulitkan mereka untuk segera memasuki kawasan api tak kunjung padam. Dan lebih miris lagi kondisi tersebut merupakan citra suatu bangsa yang tidak bisa menjaga kelestarian alamnya. Walaupun demikian, semakin hari pengunjung semakin tertarik untuk melihat dan menikmati api tak kunjung padam yang sangat fenomenal ini.
Bagi orang yang belum pernah berkunjung, nama wisata ini mungkin terdengar aneh dan tidak masuk akal, karena secara logika api yang jika diguyur hujan atau air apapun pasti akan padam. Berbeda dengan Api tak kunjung padam yang memang tidak pernah padam ini. Saat turun hujan, titik-titik api masih tetap menyala. Api ini berasal dari tanah. Api tak kunjung padam ini di kelilingi dengan pagar-pagar bambu yang tidak begitu tinggi untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Bahkan nama wisata api tak kunjung padam ini memiliki sejarah tersendiri.
Asal muasal nama Api Tak Kunjung Padam (cerita rakyat)
Konon, ada seorang pemuda bernama hadaqi, ia pintar dalam ilmu agama islamnya. Yang kemudian ia mendapat julukan Ki Moko. Saat beliau ingin mempersunting gadis palembang dengan maskawin mata ikan yang kemudian berubah menjadi mutiara, Ki Moko menancapkan pedangnya ketanah sehingga muncullah api tak kunjung padam atau api abadi ini, hal ini dilakukan karena pada saat pernikahannya dengan seorang putri Palembang tersebut hari sudah sangat gelap. Munculnya api dari bekas tancapan tongkat tersebut menjadi titik-titik api yang kini masih terus menyala. Ki Moko dikenal sebagai seorang laki-laki yang sangat pandai, Bahkan Ki Moko adalah termasuk pemuda yang ikut andil dalam menyebarkan Agama Islam di Desa tersebut, yang sekarang sudah menjadi pusat perhatian masayarakat sekitar dengan adanya objek wisata yang menakjubkan. Api abadi di maduraDisekitar api tak kunjung padam ini pula terdapat area perkemahan atau disebut juga camping ground dan sarana outbond lainnya. Berbagai rombongan anak-anak sekolah tentu sangat tertarik dengan fasilitas seadanya tapi menarik, dengan berkumpul bersama teman dan guru sambil menikmati hangatnya jagung bakar, ayam bakar dan lainnya dari perapian api tak kunjung padam ini, bahkan mereka tidak perlu bersusah payah membuat api unggun lagi. Disana kita bisa menikmati makanan khas madura selain suguhan perapian yang unik, dan berbagai cinderamata yang bisa kita bawa pulang sebagai oleh-oleh khas pulau madura melengkapi koleksi cinderamata atau oleh oleh khas Jawa Timur lain yang mungkin sudah anda miliki.
Jadi, para wisatawan yang berkunjung lebih mengutamakan ketertarikannya terhadap keunikan api tak kunjung padam yang terletak di Kabupaten Pamekasan ini dari pada melihat kondisi agak memprihatinkan yang terdapat disekitarnya. Yaa, mengobati rasa penasaran terhadap objek wisata pulau madura ini sambil mempererat keharmonisan dengan serunya liburan bersama keluarga, saudara atau sahabat. Selamat berlibur dan berkunjung.

Sumber : http://tempat-wisata.surabayakota.com/api-tak-kunjung-padam-wisata-pulau-madura.html/attachment/api-abadi-di-madura

Asal Usul Kabupaten Pamekasan - Madura

Kabupaten Pamekasan merupakan salah satu dari 4 Kabupaten yang ada di Pulau Madura seperti Bangkalan, Sampang dan Sumenep. Pamekasan sendiri berbatasan langsung dengan Kabupaten Sumenep di sebelah timur, Kabupaten Sampang di sebelah barat, Selat Madura di selatan dan berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah Utara.
Pamekasan terdiri dari 13 Kecamatan, yang kemudian dibagi lagi menjadi 178 Desa dan 11 Kelurahan. berikut adalah nama dari 13 Kecamatan tersebut:
Kecamatan Tlanakan
Kecamatan Proppo
Kecamatan Pegantenan
Kecamatan Pasean
Kecamatan Pamekasan
Kecamatan Palengaan
Kecamatan Pademawu
Kecamatan Kadur
Kecamatan Larangan
Kecamatan Galis
Kecamatan Batu MarMar
Kecamatan Pakong
Kecamatan Waru

Berbicara tentang Kabupaten Pamekasan tentunya tidak akan terlepas dari nama Monumen Arek Lancor, selain itu di Kabupaten Pamekasan ini tiap tahun mengadakan event Kerapan Sapi Piala Presiden serta rangkaian acara Semalam di Pamekasan yang menampilkan kesenian khas Pamekasan serta kabupaten lainnya di Madura.
Selain itu ada tokoh yang cukup terkenal di Indonesia berasal dari Pamekasan, beliau adalah Prof. Dr. Moh. Mahfud MD yang sempat menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi Indonesia.
Berikut adalah Daftar Wisata yang berada di Kabupaten Pamekasan:
- Pantai Talang Siring (namanya hampir mirip Pantai Siring Kemuning di Kecamatan Tanjung Bumi - Kabupaten Bangkalan) yang letaknya 10 Km kearah Timur dari Kota Pamekasan.
- Pantai Jumiang dengan jarak 15 Km dari Pusat Kota.
- Pantai Batu Kerbuy yang namanya di ambil dari sebuah batu yang berbentuk kerbau yang terletak di Kecamatan Pasean dengan luas 5 Ha.
- Api Tak Kunjung Padam yang jaraknya sekitar 4 Km dari Pusat Kota.
- Makam Keramat Pasarean Batu Ampar yang terletak di Desa Pangbatok Kecamatan Proppo sekitar 15 Km dari arah Pusat Kota.
- Vihara Alokitesvara yang berada di Kampung Candi Desa Monto' Kecamatan Galis (14 Km dari Kota Pamekasan), berdekatan dengan Pantai Talangsiring. Vihara terbesar kedua di Pulau Jawa. Salah satu keunikannya, yaitu di dalam komplek terdapat Musholla, Gereja dan Pura yang melambangkan kerukunan beragama.
- Monumen Arek Lancor yang merupakan monumen perjuangan kepahlawanan Rakyat Madura dalam mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia.

Asal Mula dan Sejarah Kabupaten Pamekasan - Madura
Kabupaten Pamekasan lahir dari proses sejarah yang cukup panjang. Nama Pamekasan sendiri baru dikenal  pada sepertiga abad ke 16, ketika Ronggo Sukowati mulai memindahkan pusat pemerintahan dari kraton Labangan Daja ke kraton Mandilaras. Memang belum cukup bukti tertulis yang menyebutkan proses perpindahan pusat pemerintahan sehinga terjadi perubahan nama wilayah ini.
Begitu juga munculnya sejarah pemerintahan di Pamekasan sangat jarang ditemukan bukti-bukti tertulis apalagi prasasti yang menjelaskan tentang kapan dan bagaimana keberadaannya.  Munculnya sejarah Pemerintah Lokal Pamekasan, diperkirakan baru diketahui sejak pertengahan abad ke lima belas (15) berdasarkan sumber sejarah tentang lahirnya mitos atau legenda Aryo Menak Sumoyo yang mulai merintis Pemerintahan Lokal di daerah Proppo atau Parupuk  Jauh sebelum munculnya legenda ini, keberadaan Pamekasan tidak banyak dibicarakan. Diperkirakan Pamekasan merupakan bagian dari pemerintahan Madura dan Sumenep, yang telah berdiri sejak pengangkatan Arya Wiraraja pada tanggal 13 Oktober 1268 oleh Kertanegara.
Jika pemerintahan lokal Pamekasan lahir pada abad 15, tidak dapat disangkal bahwa Kabupaten ini lahir pada zaman kegelapan Majapahit yaitu pada saat daerah-daerah pesisir di wilayah kekuasaan Majapahit mulai merintis berdirinya pemerintahan sendiri. Berkaitan dengan sejarah kegelapan Majapahit tentu tidak bias dipungkiri tentang kemiskinan data sejarah karena di Majapahit sendiri dalam penataan untuk mempertahankan bekas wilayah pemerintahannya sangat padat kegiatan dengan luas wilayah yang sangat besar.
Saat itu sastrawan-sastrawan terkenal setingkat Mpu Prapanca dan Mpu Tantular tidak banyak menghasilkan karya sastra, sedangkan kehidupan masyarakat Madura sendiri, nampaknya lebih berkembang sastra lisan dibandingkan dengan sastra tulis Graaf (2001) menulis bahwa orang Madura tidak mempunyai sejarah tertulis dalam bahasa sendiri mengenai raja-raja pribumi pada zaman pra-Islam.
Tulisan- tulisan yang kemudian mulai diperkenalkan sejarah pemerintahan  Pamekasan ini pada awalnya lebih banyak ditulis oleh penulis Belanda sehingga banyak menggunakan bahasa Belanda kemudian mulai diterjemahkan atau ditulils kembali oleh sejarawan Madura, seperti Zainal Fatah ataupun Abdurrahman. Memang masih ada bukti-bukti tertulis lainnya yang berkembang di masyarakat, seperti tulisan pada daun-daun lontar atau layang Madura, namun demikian tulisan pada layang inipun lebih banyak menceritakan sejarah kehidupan para Nabi (Rasul) dan sahabatnya, termasuk juga ajaran-ajaran agama sebagai salah satu sumber pelajaran agama bagi masyarakat luas.
Masa pencerahan sejarah lokal Pamekasan mulai terungkap sekitar paruh kedua abad ke-16, ketika pengaruh Mataram mulai masuk di Madura, terlebih lagi ketika Ronggo Sukowati mulai mereformasi pemerintahan dan pembangunan di Wilayahnya. Bahkan, raja ini disebut-sebut sebagai raja pertama di Pamekasan yang secara terang-terangan mulai mengembangkan Agama Islam di kraton dan rakyatnya. Hal ini diperkuat dengan pembuatan jalan se jimat ,yaitu jalan-jalan di alun-alun kota Pamekasan dan mendirikan masjid Jamik Pamekasan. Namun demikian, sampai saat ini masih belum bisa diketemukan adanya  inskripsi ataupun prasasti pada beberapa situs peninggalannya untuk menentukan kepastian tanggal dan bulan pada saat pertama kali ia memerintah Pamekasan.
Bahkan zaman Pemerintahan Ronggo Sukowati mulai dikenal sejak berkembangnya legenda Kyai Joko Piturun, pusaka andalan Ronggo Sukowati yang diceritakan mampu membunuh Pangeran Lemah Duwur dari Arosbaya melalui peristiwa mimpi. Padahal temuan ini sangat penting karena dianggap memiliki nilai sejarah untuk menentukan hari jadi kota Pamekasan.
Lambang Kabupaten Pamekasan Madu Ganda Magesti Tunggal
Lambang Kabupaten Pamekasan Madu Ganda Magesti Tunggal

Terungkapnya sejarah Pemerintahan di Pamekasan semakin ada titik terang setelah berhasilnya invasi Mataram ke Madura dan merintis pemerintahan lokal di bawah pengawasan Mataram. Hal ini dikisahkan dalam beberapa karya tulis seperti Babad Mataram dan Sejarah Dalem serta telah adanya beberapa penelitian sejarah oleh sarjana Barat yang lebih banyak dikaitkan dengan perkembangan sosial dan agama, khususnya perkembangan Islam di Pulau Jawa dan Madura, seperti Graaf dan TH. Pigland tentang kerajaan Islam pertama di Jawa dan Banda tentang Matahari Terbit dan Bulan Sabit.

Tragedi Pulau Masalembu Sumenep

Kepulauan Masalembu adalah sebuah kepulauan di Laut Jawa dengan tiga pulau utama: Pulau Masalembu, Pulau Masakambing, dan Pulau Keramaian. Secara administratif kepulauan ini termasuk dalam wilayah Kecamatan Masalembu, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur. Posisi Pulau Masalembu berada di bagian utara wilayah Kabupaten Sumenep, dikelilingi oleh perairan (laut bebas), berjarak sekitar 112 mil laut dari Pelabuhan Kalianget (Sumenep Daratan). Kondisi ini menyebabkan Pulau Masalembu langsung berbatasan dengan perairan bebas (laut lepas).
Pulau Masalembu
Secara ekologis-geografis, Pulau Masalembu terletak pada posisi lintang : 5° 31' sampai dengan 5° 35' LS. Dengan posisi ini, secara geografis kedudukan Pulau Masalembu mendekati posisi ekuatorial (garis khatulistiwa) dengan ciri-ciri lingkungan yang spesifik, yaitu mempunyai daya tampung yang sangat tinggi terhadap struktur biodiversitas habitat, seperti terumbu karang, mangrove, telu, pesisir litoral, rumput laut (algae), dan daerah umbalan (upwelling area) yang menjadi penopang sumberdaya ikan dan non-ikan dengan nilai ekonomis yang tinggi.

Pulau Masakambing
Pulau Masakambing berjarak sekitar 10 mil dari arah utara pulau Masalembu. Luas wilayah pulau Masakambing adalah sekitar 3,18 km2 dihuni satu desa (desa Masakambing) dengan jumlah penduduk pada tahun 2000 mencapai 1.268 jiwa penduduk.

Pulau Keramaian
Pulau Keramaian berjarak sekitar 29 mil dari arah utara pulau Masalembu, mempunyai luas wilayah sekitar 9,79 km2 dan dihuni oleh satu desa, yaitu Desa Keramaian dengan jumlah penduduk pada tahun 2000 mencapai 3.287 jiwa.

Misteri Segitiga Masalembo 
Segitiga Masalembo adalah segitiga yang serupa dengan Segitiga Bermuda di kulauhan Bahama. Segitiga Masalembo ini terletak di perairan laut jawa, tepatnya pertemuan antara laut Jawa dan Selat Makassar. Beberapa kejadian aneh dan kecelakaan pernah terjadi di daerah segitiga tersebut. Masih ingat tenggelamnya kapal senopati?? KM Teratai?? Atau yang lebih dahsyat lagi peristiwa hilangnya pesawat Adam Air. Peristwa-peristiwa tersebut terjadi di daerah segitiga maut ini. Bukan baru ini saja, dulu pada tanggal 27 januari 1981 KM Tampomas II terbakar di laut dan karam, lokasi kejadian segitiga Masalembo ini juga.

Banyaknya kecelakaan dan peristiwa-peristiwa aneh di daerah tersebut membuat daerah segitiga tersebut menjadi daerah terlarang di perairan Indonesia. Sebenarnya apa penyabab dari fenomena segitiga Masalembo ini???
Jika dilihat dari letak geografisnya, maka di daerah segitiga Masalembo terdapat aliran arus yang tidak normal. Benturan yang terjadi antara arus laut jawa (dari barat ke timur), arus laut Flores (dari timur ke barat), di tambah dengan arus selat Makassar yang membelahnya (dari utara ke selatan) membuat arus di daerah Masalembo menjadi labil.
Kencangnya benturan antara tiga perairan, ditambah dengan terbawanya air laut dingin dari samudera Pasifik ke Samudera Indonesia (15 juta meterkubik air per detik) dan hampir keseluruhannya melalui selat Makassar. Disebut-sebut sebagai penjelasan yang paling ilmiah yang menyebabkan segitiga ini menjadi daerah terlarang.

Sumber : http://sr28jambinews.com/?/baca/11680/Masalembu/Masalembo-:-Kepulauan-Dengan-Sejarah-Kelam

Hari Ini 50 Anggota Dewan Dibebastugaskan

Sumenep, Journalmadura.Com - Hari ini Rabu (9/12) semua anggota DPRD Sumenep dibebastugasakan sebagai wakil rakyat di gedung parlemen, termasuk agenda serap aspirasi (Reses) yang saat ini sedang berlangsung.
Hal itu dikatakan oleh Wakil Ketua DPRD Sumenep Ach. Salim. Menurutnya, alasan dibebas tugaskan semua anggota DPRD Sumenep, karena hari ini Kabupaten Sumenep sedang dilangsungkan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2015. "Ya jeda dulu selama satu hari," katanya saat ditanya pelaksanaan reses yang berbarengan dengan pelaksanaan Pilkada. Namun setelah pemilihan selesai, semua tugas dan kewajiban setiap anggota dewan wajib dilanjutkan sesuai aturan.
Menurutnya, Pilkada merupakan kewajiban semua warga Kabupaten Sumenep untuk memilih kepala daerah. Sebab, momintum Pilkada selain hanya dilaksanakan lima tahun sekali, juga sebagai alat untuk menentukan imam atau pimpinan selama lima tahun kedepan.
Kandati demikian, meskipun bersamaan dengan Pilkada, pihaknya menghimbau agar pelaksanaan reses dilakukan secara profesional. Sebab, pihaknya sangat tidak menginginkan pelaksanaan reses menjadi tabir untuk kepentingan yang bersifat personal.
"Pelaksanaan reses itu harus sesuai dengan tujuan awal, yakni menampung aspirasi masyarakat yang nantinya akan dijadiian bahan dalam pembahasan ditingkat komisi. Itu harus tercapai," terangnya.
Legislator dua pereode itu menekankan semua wakil rakyat di gedung parlemen agar tetap teguh menjalankan tugasnya. Sebab, tugas kedewanan tidak bisa diganggu gugat dengan pekerjaan yang lain, termasuk kegiatan yang bersifat pribadi.
"Jangan sampai dicampur aduk, karena kegiatan kedewanan melekat pada diri setiap anggota. Itu harus dijalankan sesuai dengan tugas awalnya," tegasnya.
Sesuai Peraturan KPU RI Nomor 2 Tahun 2015, pilkada serentak pada tahun ini termasuk Pilkada Sumenep akan digelar hari ini 9 Desember 2015.

Pilkada di Sumenep diikuti dua pasangan calon bupati dan calon wakil bupati, yakni A Busyro Karim-Ahmad Fauzi, nomor urut satu (1), diusung koalisi PKB-PDI Perjuangan dan NasDem, sedangkan pasangan Zainal Abidin-Dewi Khalifah, nomor urut dua (2) diusung 8 parpol yakni Partai Demokrat, PAN, PKS, PPP, Gerindra, Hanura, Golkar dan PBB. (JM)

Disdik Dinilai Lalai Tangani SDN Tambuko

Sumenep, Journalmadura.Com - Rusaknya gedung sekolah dasar negeri (SDN) Tambuko, Desa Tambuko, Kecamatan Guluk-Guluk, terus menuai kritikan tajam dari berbagai elemen termasuk dari Good Government Wacth (G-Gowa) Madura. AJ. Habibullah selaku koordinator tim Kajian Anggaran dan Kebijakan Publik menilai Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep lalai.
"Kalau dilihat dari kondisi gedungnya, sudah jelas jika Disdik selaku satker yang bertanggungjawab lalai dalam menaganinya," katanya saat dihubungi via telepom selulernya kemarin.
Berdasarkan amatannya, mestinya Disdik sudah beberapa tahun terakhir memberikan bantuan terhadap sekolah plat merah itu. Sebab, sejak dibangunnya gedung sekolah itu sekitar tahun 1985 tidak pernah mendapat bantuan  dari pemerintah daerah setempat.
Padahal menurutnya, dilihat dari kekuatan anggaran yang bersumberkan dari dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tingkat II, setiap tahunnya Disdik tertinggi dibandingkan dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang berada dilingkungan Pemerintah Kabupaten Sumenep.
"Jadi, kalau masih ada gedung sekolah yang tidak layak, sangat disayangkan. Berarti Pemerintah daerah bisa dibilang gagal mengelola dibidang pendidikan," terangnya.
Sebab menurutnya, keberhasilan pemerintah daerah bisa diukur dari dua aspek. Pertama dari segi kualitas, itu bisa dilihat dari kualitas sumber daya manusia (SDM) yang semakin meningkat setiap tahunnya. Jika kualitas SDM semakin rendah maka pengelolaan dunia pendidikan perli ditinjau ulang.
Selain itu, juga bisa dilihat dari sisi kuantitas disetiap sekolah, itu bisa dilihat dari segi kualitas bangunan sekolah beserta kelengkapam sarana dan prasarana sekolah. Jika kualitas gedung dan sarana prasarananya tidak ada peningkatan, maka dunia pendidikan mengalami kemunduran.
"Selama ini, SDM dan juga sarana dan prasarana didunia pendidikan masih sangat minim. Bahkan terkesan jalan ditempat. Itu terlihat dari sisi pemerataan bantuan yang sempurna," ucapnya.
Lebih Lanjut Habibullah mengatakan, salah satu faktor belum meratanya bantuan itu dikarenakan karena Disdik selakau yang bertanggungjawab terkesan tebang pilih. Buktinya, banyak bantuan yang dikeluarkan setiap tahun salah sasaran. Itu terlihat banyak gedung sekolah yang megah tapi siswanya hanya bisa dihitung dengan jari.
Selian itu, salah satu oknum Disdik saat melakukan peninjauan untuk keperluan pendataan terindikasi lebih mngutamanakan yang betsifat profit oriented dibandingkan study kelayakan. Itu terbukti saat pihaknya melakukan study lapangan terhadap sejumlah sekolah yang menerima bantuan dari pemerintah daetah setempat.
Hasilnya, pengelola sekolah mengaku bantuan yang diterima masih dipotong sebesar 10 persen. Alasannya akan diberikan kepada Kepala Disdik selaku pengelola anggaran. "Modusnya dengan cara kepala sekolahnya membuat pernyataan kepada semua guru, yang intinya tidak akan menuntut meskipun bantuan tersebut tidak diterima utuh," jelasnya.
Sementara itu Kepala Disdik Sumenep A. Shadik membantah jika pihaknya dikatakan lalai menangani SDN Tambuko, Desa Tambuko, Kecamatan Guluk-Guluk. Buktinya, tahun depan Disdik telah menggarkan sekitar Rp 200 juta lebih untuk memperbaiki SDN Tambukoh.
Selain itu, pihaknya juga membantah jika Disdik dikatakan tebang pilih memberikan bantuan. Sebab, selain disesuaikan dengan kekuatan anggaran, pemberian bantuan berdasarkan hasil survei yang kemudian menjadi skala prioritas setiap tahunnya.
"Jadi, kami terus akan perbaiki kedepan. Tapi perbaikan itu dilakukan srcara bertahap sesuai kekuatan anggaran yang ada. Kami tidak akan tebang pilih," tegasnya.
Untuk diketahui, kondisi gedung SDN Tambuko, Desa Tambuko, Kecamatan Guluk-Guluk, hanya memiliki lima ruang dan satu ruang untuk perpustakaan. Sementara yang dijadikan sebagai tempat KBM hanya empat ruang satu ruang dijdikan sebagai perkantoran.
Dari emapat ruang kelas saat ini yang bisa dipakai hanya dua ruang. Sebab, dua ruang sudah ambruk. Jika dipaksakan dokhawatirkan akan roboh yang sampai memakan korban jiwa. Sebagai langkah awal, KBM sebanyak dua kelas dialihkan ke halaman sekolah dengan memakai atap tenda dan beralaskan kardus.

Padahal sekolah tersebut merupakan satu-satunya sekolah negeri di desa tersebut. Bahkan sekilah itu menjadi salah satu sekolah percontohan dibandingkan sekolah yanh laim disekitarnya. Selain pengelolaannya yang optimal, juga jumlahnya siswanya mencapai 95 orang dengan jumlah tenaga pendidik sebanya 15 orang. (JM)

Bangkai DBS I Ganggu Eksotis Pelabuhan Kalianget

Sumenep, Journalmadura.Com – Mangkraknya kapal Dharma Bahari Sumeker (DBS) II yang telah lama berada di pelabuhan Kalienget, mendapat sorotan tajam dari kalangan DPRD setempat. Ketua Fraksi Partai Demokrasi H. Madawi mengatakan, jika bangkai kapal DBS II yang merupakan milik pemerintah daerah itu dinilai mengganggu terhadap keindahan pelabuhan.
Pasalnya kapal dibawah naungan PT Sumekar itu sudah bertahun-tahun tidak dioperasikan, yang disebabkan karena mengalami kerusakan yang cukup parah. Sehingga, kapal perintis itu dibiarkan mangkrak di pelabuhan.
”Pemandangan di pelabuhan jadi rusak, saat adanya kapal yang mangkrak itu. Apalagi saat ini sudah karaten,” katanya.
 Menuurt Anggota Komisi II DPRD Sumenep itu, kapal milik Pemkab Sumenep itu mengalami kerusakan cukup parah. Jika diperbaiki (docking) kapal tersebut membutuhkan dana relatif besar.
Namun jika kondisi tersebut terus berlangsung lama, maka DBS II terancam tenggelam. Maklum, kini hampir seluruh badan kapal telah berkarat terkena korosi air laut. Selain itu, siklus air laut -pasang dan surut- menambah korosi (karat) berlangsung semakin cepat. Tak berlebihan, jika tenggelamnya kapal pelat merah itu disebut tinggal menunggu waktu saja.
Oleh sebab itu, politikus Demokrat itu menganjurkan agar kapal tersebut di jual. ”Dari pada kapal itu mangkrak dan tidak berguna, apalaga membenani terhadap APBD (Anggran Pendapatan dan Belanja Daerah) lebih baik dijual saja. Kami berani kok beli kapal itu seharga Rp 200 juta,” terangnya.
Kendati demikian, pihaknya mengintruksikan sebelum dijual, PT Sumekar selaku yang membidang agar melakukan kajian hukum. Sebab, meskipun kapal tersebut sudah tidak bisa dioperasikan termasuk aset daerah.
”Kapal itu kan aset daerah, jadi tidak mungkin dijual sembarangan. Kalu perlu sebelum dijual harus ada audit dulu. Selian itu, penjualan kapal harus dilakukan secara trasnparan,” tegasnya.
Sementara itu, Humas PT Sumekar Ach. Novel mengatakan, mengatakan jika untuk penjualan kapal DBS II sangat tidak memungkinian dilakukan dalam waktu dekat. Sebab, kapal tersebut merupakan aset pemerintah daerah. Sehingga meskipun akan dijual membutuhkan waktu yang cukup lama
"Untuk memusnahkan barang yang merupakan aset negara itu sangat rumit. Ada mikanusme tertentu yang harus dilalui," katanya.
Menurutnya mikanisme yang harus dilalui, salah satunya harus ada pengusulan penjualan yang dilakukan oleh satker, yakni Dinas Perhubungan (Dishub) kepada DPRD setempat. Baru setelah itu legislatif akan melakukan kajian terhadap kondisi fisik kapal terkait kelayakannya.

Jika sudah diketahui layak dan tidaknya, baru merancang terhadap harga jual kapal itu sendiri. "Dalam pelepasannya juga masih ada mikanisme yang harus dilalui. Artinya tidak mudah melepas barang yang sudah menjadi aset pemerintah," tukasnya. (JM)

PIPEK Dihapus, Muncul POKIR

Sumenep, Journalmadura.Com - Meskipun Program Infrastruktur Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan (PIPEK) telah dihapus sejak tahun anggaran 2016, namun bukannya Anggota DPRD Sumenep tidak mempunyai jatah untuk membagi-bagikan anggaran terhadap konstituwennya. Sebab, tahun depan wakil rakyat digedung parlemen itu mencetuskan program baru yang diberi nama Poko Pikiran (POKIR) Anggota Dewan.
Praksisnya, program POKIR tidak ubahnya program PIPEK dalam realisasinya. Yakni sejumlah anggota DPRD bisa 'Memesan' lokasi pengerjaan proyek sesuai 'Syahwat' setiap anggota dewan. Seperti lokasi program dan juga bentuk program yang akan diminta kepada masing-masing kepada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di kabupaten ujung timur pulau madura.
"Program PIPEK mulai tahun dirubah dirubah menjadi POKIR," kata Wakil Ketua DPRD Sumenep Ach. Salim, kemarin.
Menurutnya, perubahan nama bukan tanpa alasan yang kongkrit. Perubaham nama itu disesuaikan dengan Surat Edaran (SE) Menteri Dalam Negeri (Memdagri) Tjahyo Kumolo Nomor 900/4627/SJ tentang Penajaman Ketentuan Pasal 298 ayat (5) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Dalam Surat Edaran Mendagri tertanggal 18 Agustus 2015 disebutkan jika calon penerima bantuan hibah dari pemerintah bauk Badan dan lembaga kemasyarakatan yang bersifat nirlaba, sukarela, dan sosial yang dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan diharuskan berbadan hukum dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).
Bantuan hibah tersebut bisa diberikan kepada Badan dan lembaga kemasyarakatan yang bersifat nirlaba, sukarela, dan sosial yang telah memiliki Surat Keterangan Terdaftar (SKT) yang diterbitkan oleh Menteri Dalam Negeri, Gubernur, atau Bupati/ Walikota. SKT tersebut pada umumnya berlaku pada Kelompok Tani (Poktan).
"Jadi, jika dalam program PIPEK calon penerima, seperti Pokmas dan Yayasan tidak usah berbadan hukum, tapi kalau calon penerima POKIR harus berbadan hukum," terang legislator dua pereode asal Kecamatan Pragaan itu.
Diberlakukannya UU itu dalam rangka menjamin kepastian hukum dan keberlangsungan serta efektivitas penyelenggaraan pemerintah daerah, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas pelaksanaan anggaran hibah dan bantuan sosial yang bersumberkan dari pemerintah.
Sementara anggaran program POKIR tahun 2016 sebesar Rp 50 miliar. Anggaran tersebut sama dengan anggaran PIPEK tahun 2015. "Kalau anggarannya tetap, masing-masing anggota sekitar 1 miliar," ungkap Politisi Partai Perdatuan Pembangunan itu.
Sementara anggaran program PIPEK setiap tahunnya terus mengalami peningkatan yang sangat derastis. Buktinya, pada tahun 2012 dana PIPEK menelan sekitar Rp 10 M dengan asumsi setiap anggota dewan mendapatkan jatah sebesar Rp 200 juta. Pada tahun 2013 dana PIPEK sebesar Rp 15 miliar dengan asumsi setiap anggota dewab mendapatkan jatah sebesar Rp 300 juta. Sedangkan pada tahun 2014 anggaran PIPEK juga mengalami kenaikan, yakni mencapai Rp 3,750.000.000, dengan asumsi setiap anggota dewan mendapatakn jatah sebesar Rp 750 juta. Sedangkan jumlah anggota DPRD sumenep sebanyak 50 orang.

Sementara pada tahun 2015 mendatang, dana PIPEK juga mengalami kenaikan hingga 30 persen, yakni mencapai Rp 50 miliar. Sementara jatah untuk 50 anggota dewan berbeda sesuai dengan jabatan yang disandangnya. Yaini, untuk Ketua DPRD mendapat jatah Rp 1,4 miliar, wakil ketua mendapatkan jatah Rp1,250 miliar, sementara anggota mendapatkan jatah Rp 975 juta. Pada tahun 2016 50 wakil rakyat memdapat program baru yang serupa PIPEK, yakni POKIR sebesar Rp 50 miliar, dengan asumsi masing-masing wakil rakyat dianggarkan sebesar Rp 1 miliar. (JM)

Siswa SD di Sumenep Belajar Dibawah Tenda Darurat Beralaskan Kardus

Siswa Belajar Dibawah Tenda
Beralasakan Kardus
Sumenep, Journalmadura.Com – Kepala Sekolah Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tanbuko, Desa Tambuko, Kecamatan Guluk-Guluk, Handoko mengatakan, jika beberapa tahun yang lalu sekolah yang dikelutinya akan mendapatkan anggaran utuk rehab kelas berat (RKB), rehap kelas ringan (RKR) dan pembangunan kelas baru oleh Pemerintah Daerah setempat. Hanya saja janji tersebut terabaikan, sebab hingga saat ini masih belum terealisasi.
”Di sekolah ini sudah 30 tahun lamanya tidak pernah diperbaikai. Sehingga kondisinya sangat mirin dan nyaris rata dengan tanah,” katanya.
Dikatakan, semenjak dirinya menjabat sebagai kepala sekolah sejak tahun 2012 lalu kondisi gedungnya sudah tidak layak pakai. Sehingga dirinya mengajukan permohonan agar kepada Disdik setempat agar segera dilakukan perbaikan.
Karena tidak ada respon, pada tahun 2013 dirinya memperbaharui pengajuan trersebut. Hanya saja selama tahun 2013 tidak ada respon yang positif dari pemerintah daerah.
Baru tahun 2014 sejumlah petugas dan juga konsultan pelaksana pembagunan melakukan survie lokasi. Pada saat itu sejumlah petugas utusan Disdik menjanjikan jika pada tahun yang sama akan mendapatkan bantuan rehap kelas berat, rehap kelas ringan dan juga pembanguan kelas baru.
Namun, hingga akhir tahun 2015 jajni tersebut tidak kunjung terealisasi. Sehingga, dari empat tiga ruang, yakni dua ruang kelas dan satu sebagai kantor nyaris ambruk diterpa angin.
”Awal November 2015 ruang kelas yang lama ambruk. Karena sudah 30 tahun tidak pernah diperbaiki,” terangnya.
SDN Tambuko saat ini hanya mempunyaio sebanyak 4 ruang dengan jumnlah murid sebanyak 95 orang. Jika dilihat dari jumlah sisiwa, maka ruang kelas tersebut masih kurang dua ruang.
Untuk mengantisipasi keurangan tersebut, pengelola sekplah menyiasati satu ruang dijadikan dua kelas dengan cara disekat dengan menggunkan triplek. Namun, karena kondi dua runag sudah tidak bisa dipakai, maka terpaksa sebanyak dua kelas, yakni kelas II dan kelas III menajlankan kegiatan belajar mengajar (KBM) dihalaman sekolah dengan memaki atab tenda dan memakai alas kardus.
Sementara tiga kelas yang lain, melaksanakan KBM di gedung yang dibanguan pada tahun 2017, dan untuk kelas I terpaksa menempati bekas kantor sekolah setempat. Sedangkan kantor dan ruangan guru saat dipindahkan ke perpustakaan setempat.
Hanya saja kondiusi gedung sekolah yang ditempati tiga kelas itu juga sudah sangat meprihatinkan. Gedung bagian belakang sekolah sudah ambruk lantataran diterpa angin pada awal Desember 2015.
”Meskipun kondisinya sudah sangat tidak layak, tetap kami tempati. Karena sudah tidak ada tempat lagi, dan sebentar lagi siswa akan mengikuti ujian semister I,” terang Handoko.
Sementara itu, Kepada Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdik Sumeep Fajarisman mengatakan, untuk SDN Tamboko sudah menjadi prioritass utama untuk diperbaiaki pada anggaran tahun 2016.
”Anggaran yang kami usulakan diatas Rp 200 juta. Karena bantua yang akan berikan berupa RKB,” katanya.
Anggaran tersebut seslain untuk pembanguan kelas baru, juga akan digunakan pembelian sejumlah keperluan yang ada. Seperti meja belajar dan juga saran yang lain. ”Karena bangkunya juga tidak ada, maka kami akan adakan kembali nanti,” terangnya. (JM)

Siswa di Sumenep Mengaku Kepanasan

Kondisi Sekolah SDN tambukoh
Sumenep, Journalmadura.Com - Belum adanya perbaikan gedung seokolah yang menyebabkan sejumlah siswa harus belajar dibawah tenda itu, menyebabkan kegiatan belajar mengajar (KBM) terganggu. Sebab, selain siswa kepanasan konsentrasi siswa pecah.
”Kami tidak enak belajar seperti ini. Selain bising juga panas. Apalagi saat hujan kami harus mencari tempat teduh yang lain,” kata salah satu siswa Kelas IISsyariah Randani kemarin.
Hal serupa juga dikatakan oleh Dini Kamilatul Hikmah siswa kelas 2 SDN Tambuko. Dirinya mengaku kurang semangat jika tida belajar didalam kelas. ”Kami juga menginkan seperti sekolah lain, saat belajar berada didalam kelas,” terangnya.
ü  Jumlah siswa dari kelas 1 sampai kelas 6 sebanyak 95 orang.
ü  Jumlah kelas dari kelas 1 hingga kelas 6 sebanyak 4 runang
ü  Kondi bangunan, dua ruang sudah ambruk dan tidka bisa ditempat. Sementara dua ruang lainnya kondisinya sudah tidak layak pakai.
ü  Sementara untuk perkantoran, terpaksa dialihkan ke ruang perpustakaan.
ü  Dua kelas terpaksa belajar di halan sekolah dengan memakai atap tenda dan beralaskan kardus. Jika hujan, KBM dialihkan ke Balan Desa dan satu kelas lainnya terpaska dialihkan di raung perpustakaan.
ü  Jumlah Guru sebanyak 15 orang, rinciannya 5 orang statusnya Pegawai Negeri (PNS) 5 orang GTT dan 5 orang tenga honorer.
ü  Pada tahun 2016 Disdik Sumenep berjanji akan mebantu RKB sebanyak tiga ruang. 
Menanggapi hal itu, Sementara itu, Kepada Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdik Sumeep Fajarisman emngaku tidak mempunyai solusi alternatif. Sehingga meskiupun sejumlah siswa belajar di bawah tenda tidak menjadi persoalan. Menurutnya terpenting KBM terus berjalan.
Sehingga, sejumlah siswa yang akan melakukan KBM dialam ruangan harus menunggu pembangunan kelas yang baru terselesaikan. ”Kami tidak tahu, yang penting sekolah itu sudah menjadi prioritas untuk dibangun tahun depan,” tukasnya.
Informasinya, anggran yang telah disediakan untuk untuk rehap kelas baru (RKB) sekolah tingkat SD tahun 2015 lumayan besar, yakni mencapai Rp 3,6 miliar. Dana tersebut diperuntukkan rehab gedung SD sebayak 20 sekolah. Selian itu, untuk bantuan rehap gedung berat sebesar Rp 6,6 miliar yang diperuntukkan kepada 30 sekolah dasar. Sementara untuk rehap gedung ringan, pemerintha daerai menyediakan anggaran sebesar Rp 682 juta yang akan diberikan kepada 5 Sekolah dilingkungan Disdik Sumenep. (JM)

Perhatian Pemerintah Sumenep Untuk Guru Swasta Minim

Sumenep, Journalmadura.Com – Wakil ketua DPRD Sumenep Ach. Salim meminilai perhatian pemerintah daertah bagi guru swasta sangat minim. Buktinya, pada tahun anggaran 2016 bantuan transport guru swata hanya dianggarkan sebesar Rp 3.6 miliar dengan jumlah penerima sebanyak 4 ribu orang.
”Kalau dibandingkan delapan tahun lalu, perhatian pemerintah daerah terhadap guru swasata bisa dibiliang sangat minim,” kata Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), kemarin.
Menurutnya, pada tahun 2008 anggran untuk dana transport guru swasta mencapai Rp 7,6 miliar. Pdahalkekuatan anggran pendapatan dan belanja daerah (APBD) hanya mencapai Rp 1 triliun lebih.
Hanya saja untuk tahun selanjutnya, anggran tersebut selalu mengalami penurunan yang cukup derastis. Padahal kekuatan APBD terus meningkat. Seperti tahun 2009 untuk honor transport guru hanya dianggarkan sebesar Rp 3,5 miliar, tahun 2010 turun menjadi Rp 3,24, tahun 2011 juga mengalami penuruna menjadi Rp 3,22 miliar.
Baru pada tahun 2012 anggaran untuk transportasi guru swasta  naik menjadi Rp 4 miliar. Namun pada anggaran tahun 2013 hingga tahun 2015 juga mengalami penurunan menadi Rp 2,3 miliar. Sementara tahun 2016 anggaran untuk dana transportasi itu naik menjadi Rp 3,6 miliar.
Dana tersebut dicairkan setiap satu kali selama satu tahun. Setiap guru mendapatkan anggaran sebesar Rp 900 ribu dengan asumsi setiap bulannya mendapatkan dana transport sebesar Rp 75 ribu.
”Kami akui dibadingkan tahun 2015 ada kenaikan. Namun kenaikannya tidak seberapa dibandingkan kekuatan APBD yang mencapai Rp 2 triliun lebih,” terangnya.
Lebih lanjut legislator dua pereode itu mengatakan, dirinya selaku wakil rakyat mengaku akan terus memperjuangkan agar dana tersebut setiap tahunnya ada peningkatan. Pada anggaran tahun 2016 diirnya telah mengajukan agar anggaran tersebut dikembalikan seperti tahun 2008 sebesar Rp 7,6 miliar dengan jumlah penerima sebanyak 7512 orang.
”Setelah kami melihat kekuatan APBD, usulan itu diperkecil menjadi Rp 3,6 m dengan jumlah penerima sebanyak 4000 orang,” katanya.
Hanya saja upaya yang dilakukan itu tidak bisa terlaksana, lantaran Tim Anggaran (Timgar) Pemerintah Kabupten Sumenep tidak menyetujuinya dengan alasan keterbatasan anggaran. ”Timgar hanya menyetujui sebesar Rp 3,6 miliar,” terangnya.
Sementara itu, Sekretari Daerah Hadi Soetarto mengatakan, jika pembahasan KUA dan PPAS sudah selesai dan semua yang telah diusulkan oleh Timgar dan juga Badan Anggaran (Banggar) DPRD sudah ada kesamaan persepsi.
Menurutnya, semua anggaran yang telah disetujui itu sudah berdasarkan hasil pembahasan. Sehingga, tidak bisa dilakukan perubahan kembali. ”Untuk pembahasan anggaran sudah dilakukan. Semua anggaran yang telah di dok itu sudah disesuaikan dengan anggaran yang ada,” katnaya.

Menurutnya, penyusnan KUA dan PPAS sebelum dilakukan pembahasan telah menyesuaikan dengan peraturan dan juga melalui argumen yang jelas. ”Jadi, dalam penyusunan APBD ini tidak sertamerta dilakukan, melainkan ada mikanismenya yang harus diikuti,” tegasnya. (TM)