Siswa Belajar Dibawah Tenda Beralasakan Kardus |
”Di sekolah ini sudah 30 tahun lamanya tidak pernah diperbaikai. Sehingga kondisinya sangat mirin dan nyaris rata dengan tanah,” katanya.
Dikatakan, semenjak dirinya menjabat sebagai kepala sekolah sejak tahun 2012 lalu kondisi gedungnya sudah tidak layak pakai. Sehingga dirinya mengajukan permohonan agar kepada Disdik setempat agar segera dilakukan perbaikan.
Karena tidak ada respon, pada tahun 2013 dirinya memperbaharui pengajuan trersebut. Hanya saja selama tahun 2013 tidak ada respon yang positif dari pemerintah daerah.
Baru tahun 2014 sejumlah petugas dan juga konsultan pelaksana pembagunan melakukan survie lokasi. Pada saat itu sejumlah petugas utusan Disdik menjanjikan jika pada tahun yang sama akan mendapatkan bantuan rehap kelas berat, rehap kelas ringan dan juga pembanguan kelas baru.
Namun, hingga akhir tahun 2015 jajni tersebut tidak kunjung terealisasi. Sehingga, dari empat tiga ruang, yakni dua ruang kelas dan satu sebagai kantor nyaris ambruk diterpa angin.
”Awal November 2015 ruang kelas yang lama ambruk. Karena sudah 30 tahun tidak pernah diperbaiki,” terangnya.
SDN Tambuko saat ini hanya mempunyaio sebanyak 4 ruang dengan jumnlah murid sebanyak 95 orang. Jika dilihat dari jumlah sisiwa, maka ruang kelas tersebut masih kurang dua ruang.
Untuk mengantisipasi keurangan tersebut, pengelola sekplah menyiasati satu ruang dijadikan dua kelas dengan cara disekat dengan menggunkan triplek. Namun, karena kondi dua runag sudah tidak bisa dipakai, maka terpaksa sebanyak dua kelas, yakni kelas II dan kelas III menajlankan kegiatan belajar mengajar (KBM) dihalaman sekolah dengan memaki atab tenda dan memakai alas kardus.
Sementara tiga kelas yang lain, melaksanakan KBM di gedung yang dibanguan pada tahun 2017, dan untuk kelas I terpaksa menempati bekas kantor sekolah setempat. Sedangkan kantor dan ruangan guru saat dipindahkan ke perpustakaan setempat.
Hanya saja kondiusi gedung sekolah yang ditempati tiga kelas itu juga sudah sangat meprihatinkan. Gedung bagian belakang sekolah sudah ambruk lantataran diterpa angin pada awal Desember 2015.
”Meskipun kondisinya sudah sangat tidak layak, tetap kami tempati. Karena sudah tidak ada tempat lagi, dan sebentar lagi siswa akan mengikuti ujian semister I,” terang Handoko.
Sementara itu, Kepada Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdik Sumeep Fajarisman mengatakan, untuk SDN Tamboko sudah menjadi prioritass utama untuk diperbaiaki pada anggaran tahun 2016.
”Anggaran yang kami usulakan diatas Rp 200 juta. Karena bantua yang akan berikan berupa RKB,” katanya.
Anggaran tersebut seslain untuk pembanguan kelas baru, juga akan digunakan pembelian sejumlah keperluan yang ada. Seperti meja belajar dan juga saran yang lain. ”Karena bangkunya juga tidak ada, maka kami akan adakan kembali nanti,” terangnya. (JM)
Tidak ada komentar: